Rabu, 16 Februari 2011

Persimpangan Jalan

Suatu kondisi rutinitas kerja, pekerjaan menunggu seorang diri yang tidak menuntut kreatifitas telah menimbulkan kemalasan. Rekan kerja hanya satu dua orang dalam satu tim. Kompetensi SDM terasa tidak sehat, terabaikan terutama pada posisi background yang tidak memberikan fiansial langsung terhadap perusahaan walaupun jaminan optimalisasi produk perusahaan yang menjadi kontribusi ada, tetap saja yang bisa promosi level kepangkatan dalam pekerjaan secara normal terjadi hanya pada pimpinannya atau siapa dekat dengan BOS itulah yang beruntung, pretasi kerja bawahan seakan tidak ada.

Enaknya perjalanan itu telah memberikan relevansi hasil dalam memenuhi kebutuhan hidup yang menuntut biaya, seperti sandang-pangan, pendidikan, rekreasi dan lain sebagainya.
Suatu kondisi tanpa banyak kesulitan dalam menghadapi segala tuntutan kebutuhan. Hidup terasa dijamin tinggal menunggu uang pun datang. Kadangkala dengan tidur pun untuk menghabiskan durasi waktu yang dibebankan sebagai pekerjaan, tidak mengurangi penghasilan, gaji tetap mengalir ditambah pretasi kerja terus meningkat dan jika ada tugas sungguh menyenangkan karena akan ada extra tambahan ladang penghasilan.

Haruskah tetap diam dalam kemunafikan dengan jaminan dunia, asuransi seumur hidup atau terjun ke jurang yang terjal penuh risiko, yang akan jadi bahan ejekan semua orang jika celaka.

"Oh dunia, apakah KEKAYAAN telah menjadi simbol kehormatan ataukah yang dibanggakan adalah suatu KEPAHLAWANAN walaupun untuk menutupi KEJAHATANnya.
Sungguh menyedihkan seorang koruptor yang memakan uang rakyat milyaran bahkan triliyunan masih dapat tersenyum bahkan tertawa dimuka publik, bagaimana APARAT kalau kau masih melanggar peraturan padahal kau dipercaya untuk menertibkan."

Apakah RASA MALU itu sudah tiada ataukah ADA DIDIKAN belajar berani untuk tidak tahu malu karena tuntutan zaman memang sudah begitu.


Rasa takut dalam hati sangatlah besar bersama dengan pertanyaan apakah bisa nanti menemukan jalan lagi yang bisa memberikan penghidupan yang layak !!!

Ternyata dengan latar belakang ketidakpuasan dan kekecewaan hasilnya akan tidak baik.
Niat yang dianggap luhur untuk lebih meningkatkan amal shalih dalam menempuh jalan baru pasti akan diuji lebih berat lagi oleh yang Maha Kuasa apalagi latar belakangnya ketidakpuasan dan kekecewaan.

"Ya Allah ampunilah aku yang telah menzhalimi diri sendiri, ya Allah jika Engkau tidak mengampuni, maka aku akan termasuk menjadi orang yang merugi." Ampunilah aku ya Allah Yang Maha Agung.

Aku minta maaf sudah tidak mampu lagi membantu dengan harta, semoga dengan doa yang masih aku punya, Allah memberi perlindungan dan mencukupi keperluan kita.
Semoga penghidupan kita esok akan lebih baik lagi, bahagia dunia dan akhirat.

"Sesungguhnya Ruhul Qudus (malaikat Jibril) membisikkan dalam benakku bahwa jiwa tidak akan wafat sebelum lengkap dan sempurna rezekinya. Karena itu hendaklah kamu bertakwa kepada Allah dan memperbaiki mata pencaharianmu. Apabila datangnya rezeki itu terlambat, janganlah kamu memburunya dengan jalan bermaksiat kepada Allah karena apa yang ada di sisi Allah hanya bisa diraih dengan ketaatan kepada-Nya. (HR. Abu Zar dan Al Hakim)"

Alhamdulillah, Engkau tetap memberikan rizki, masih menanamkan rasa belas kasihan, rasa malu dan kejujuran kedalam hati hamba-Mu yang paling hina ini.

Tidak ada komentar: