Selasa, 02 Juni 2009

Border Gateway Protocol

Dapatkah Anda bayangkan bagaimana dunia Internet sebenarnya? Marilah kita urai satu per satu. Dunia Internet juga memiliki daratan, kota, dan penduduk seperti halnya dunia sungguhan. Pulau-pulau, daratan besar, dan benua di dunia Internet adalah ruangan-ruangan NOC dan data center dari penyedia jasa backbone Internet di seluruh dunia atau sering disebut dengan istilah Network Access Point (NAP) Provider. ISP-ISP yang berada di bawah penyedia jasa backbone Internet ini adalah kota-kota besar dan kota metropolitannya.
ISP sebagai kota metropolitan isinya juga terdiri dari kota-kota kecil dan area-area lainnya. Kota-kota kecil dan area lain, yaitu server-server dan perangkat jaringan yang jumlahnya sangat banyak yang bertugas sebagai pelayan para pengguna. Point Of Presence (POP) milik ISP yang tersebar di area sekitar ISP juga merupakan kota-kota kecil di dalam ISP. Di dalam kota-kota kecil tersebut, terdapatlah penduduk yang beraktivitas di dalamnya. Penduduk dari dunia Internet ini adalah Anda para pengguna Internet, yang seluruhnya adalah juga penduduk dunia nyata.
Di dalam dunia Internet komunikasi antarpenduduk juga merupakan kebutuhan vital. Bukan hanya vital, justru keperluan berkomunikasilah sumber dan cikal bakal dari terciptanya dunia Internet. Untuk dapat melayani penduduknya berkomunikasi, dibuatlah jalan-jalan penghubungnya. Jalan penghubung dunia Internet adalah media komunikasi data yang jenisnya sangat banyak.
Sebuah jalan kecil dan setapak mungkin dapat dibentuk oleh sebuah line telepon yang biasa ada di rumah-rumah Anda. Jalan yang agak besar mungkin dapat dibentuk oleh koneksi leased line, ADSL, Cable, ISDN, dan banyak lagi. Jalan raya yang besar mungkin bisa Anda bangun dengan koneksi E1 2 Mbps, Fiber Optic, koneksi Fast ethernet, dan banyak lagi. Jalan udara yang tidak berkelok-kelok dapat digunakan media wireless. Semua koneksi tersebut adalah pembuka jalur komunikasi ke dunia Internet.
Namun, sampai di sini cara kerja dunia Internet mulai berbeda dengan dunia nyata. Jalan-jalan yang di bentuk di dunia Internet harus terkoneksi ke kota-kota kecil, yaitu server-server remote access dan perangkat jaringan. Perangkat tersebut adanya di ISP, ibu kota dari penduduk tersebut. Dengan demikian, semua komunikasi yang terjadi antarpara penduduk di Internet harus melewati ibu kotanya dulu. Baik penduduk yang ada di satu kota maupun dengan penduduk yang ada di belahan Bumi lainnya.
Jika masih dalam satu kota, ISP tidak perlu melempar sesi komunikasi penduduknya keluar benua, karena jika masih satu daerah biasanya ada jalan singkat menuju ke situs lokal. Jalan singkat inilah yang sering kita kenal dengan istilah Internet Exchange.
Internet Exchange merupakan kumpulan dari seluruh ISP yang ada di sebuah daerah. Tujuannya adalah agar jalur komunikasi dalam sebuah geografis yang sama tidak perlu dilarikan ke luar benua Internet. Di Indonesia, Internet Exchange-nya adalah bernama Indonesia Internet Exchange (IIX).
Jalan singkat lain juga dapat terbentuk kalau sebuah ISP memiliki jalur pribadi khusus yang menghubungkannya dengan ISP lain. Jalur pribadi ini sering disebut dengan istilah Private peering. Jalur ini bagaikan jalan tol lintas provinsi yang dapat langsung menghubungkan penduduk di dalamnya tanpa harus berkelok-kelok lagi.
Bagaimana jika situs yang ingin dituju ternyata berada di benua Internet lain? Mau tidak mau ISP harus melempar sesi komunikasi tersebut ke benua Internet yang terdekat ke situs tersebut. Atau paling tidak ke NAP-NAP provider yang berada di atas ISP tersebut. Kemudian NAP provider-lah yang membangun jalur komunikasi antarbenua Internet lain dan mencarikan jalan terbaik menuju ke situs tujuan.
Untuk menuju ke sebuah situs tujuan tentu juga akan melewati benua-benua dan juga kota-kota lain di belahan dunia Internet lain. Begitu seterusnya sehingga dunia Internet terbentuk sedemikian besarnya saat ini. Jadi inti sebenarnya Internet adalah merupakan kumpulan dari jaringan-jaringan kecil yang dijadikan satu.
Untuk melayani penggunanya untuk berkomunikasi dengan situs atau pengguna yang berada di benua lain, ISP harus memiliki sebuah komponen penting, yaitu informasi rute menuju ke lokasi yang diinginkan penggunanya. ISP tempat Anda terkoneksi mutlak harus mengetahui jalur-jalur mana saja yang dapat digunakan untuk menyambungkan komunikasi para penggunanya. Jalan-jalan yang banyak terbentang di dunia Internet mau tidak mau harus dikumpulkan oleh ISP untuk kemudian disimpan atau disebarkan lagi ke
penggunanya.
Proses pengumpulan dan maintenance informasi rute inilah yang terpenting dalam proses terjadinya Internet. Terjadinya proses ini merupakan tugas utama dari sebuah routing protocol. Untuk menangani tugas ini, dunia Internet mempercayakan satu nama routing protocol, yaitu BGP.

Apakah BGP?
Border Gateway Protocol atau yang sering disingkat BGP merupakan salah satu jenis routing protocol yang ada di dunia komunikasi data. Sebagai sebuah routing protocol, BGP memiliki kemampuan melakukan pengumpulan rute, pertukaran rute dan menentukan rute terbaik menuju ke sebuah lokasi dalam jaringan. Routing protocol juga pasti dilengkapi dengan algoritma yang pintar dalam mencari jalan terbaik. Namun yang membedakan BGP dengan routing protocol lain seperti misalnya OSPF dan IS-IS ialah, BGP termasuk dalam kategori routing protocol jenis Exterior Gateway Protocol (EGP). Apa lagi itu EGP?
Sesuai dengan namanya, Exterior, routing protocol jenis ini memiliki kemampuan melakukan pertukaran rute dari dan ke luar jaringan lokal sebuah organisasi atau kelompok tertentu. Organisasi atau kelompok tertentu diluar organisasi pribadi sering disebut dengan istilah autonomous system (AS). Maksudnya rute-rute yang dimiliki oleh sebuah AS dapat juga dimiliki oleh AS lain yang berbeda kepentingan dan otoritas. Begitu juga dengan AS tersebut dapat memiliki rute-rute yang dipunya organisasi lain. Apa untungnya organisasi lain memiliki rute milik organisasi Anda dan sebaliknya?
Keuntungannya adalah organisasi Anda bisa dikenal oleh organisasi-organisasi lain yang Anda kirimi rute. Setelah dikenali rute-rute menuju lokasi Anda, banyak orang yang dapat berkomunikasi dengan Anda. Selain itu, Anda juga menerima rute-rute menuju ke organisasi lain, sehingga Anda juga dapat membangun komunikasi dengan para pengguna yang tergabung di organisasi lain. Dengan demikian, komunikasi dapat semakin luas menyebar.
BGP dikenal sebagai routing protocol yang sangat kompleks dan rumit karena kemampuannya yang luar biasa ini, yaitu melayani pertukaran rute antarorganisasi yang besar. Routing protocol ini memiliki tingkat skalabilitas yang tinggi karena beberapa organisasi besar dapat dilayaninya dalam melakukan pertukaran routing, sehingga luas sekali jangkauan BGP dalam melayani para pengguna jaringan.
Apa yang akan terjadi jika banyak organisasi di dunia ini yang saling berkumpul dan bertukar informasi routing? Yang akan dihasilkan dari kejadian ini adalah INTERNET. Maka dari itu, tidak salah jika BGP mendapat julukan sebagai inti dari eksisnya dunia Internet.
Apakah Autonomous System?
Analogi Autonomous System atau sering disingkat AS adalah bagaikan sebuah perusahaan tempat Anda bekerja. Sebuah perusahaan memiliki peraturannya sendiri, memiliki struktur organisasi sendiri, memiliki produknya sendiri, memiliki gayanya sendiri dalam berbisnis dan memiliki privasinya sendiri. Semua itu, tidak perlu diketahui oleh orang lain di luar perusahaan Anda, bukan?.
Namun, apa jadinya jika perusahaan tersebut menghasilkan sebuah produk yang harus dijual ke masyarakat? Tentu pertama-tama produk itu haruslah diketahui orang lain di luar perusahaan tersebut. Produk hasilnya diketahui orang lain bukan berarti seluruh isi perut perusahaan tersebut bisa diketahui oleh pihak lain, bukan? Kira-kira analogi Autonomous System dalam BGP sama seperti ini.
Jaringan internal sebuah organisasi bisa terdiri dari berpuluh-puluh bahkan ratusan perangkat jaringan dan server. Semuanya bertugas melayani kepentingan organisasi tersebut, sehingga otoritas dan kontrolnya hanya boleh diatur oleh organisasi tersebut. Cisco System, sebuah perusahaan pembuat perangkat jaringan mendefinisikan Autonomous System sebagai “Sekumpulan perangkat jaringan yang berada di bawah administrasi dan strategi routing yang sama.
Autonomous System biasanya ditentukan dengan sistem penomoran. Sistem penomoran AS di dunia Internet diatur oleh organisasi Internet bernama IANA. Apa dan bagaimana sistem penomoran AS number ini akan dibahas di bawah nanti?
Apa Analogi untuk BGP?
Jika AS diumpamakan sebagai sebuah perusahaan, routing protocol BGP dapat diumpamakan sebagai divisi marketing dan promosi dalam sebuah perusahaan. Divisi marketing memiliki tugas menginformasikan dan memasarkan produk perusahaan tersebut. Divisi marketing memiliki tugas menyebarkan informasi seputar produk yang akan dijualnya. Dengan berbagai siasat dan algoritma di dalamnya, informasi tersebut disebarkan ke seluruh pihak yang menjadi target pasarnya. Tujuannya adalah agar mereka mengetahui apa produk tersebut dan di mana mereka bisa mendapatkannya.
Selain itu, divisi marketing juga memiliki tugas melakukan survai pasar yang menjadi target penjualan produknya. Para pembeli dan pengecer produk juga akan memberikan informasi seputar keinginan dan kebutuhan mereka terhadap produk yang dijual perusahaan tersebut. Divisi marketing juga perlu mengetahui bagaimana kondisi, prosepek, rute perjalanan, karakteristik tertentu dari suatu daerah target penjualannya. Jika semua informasi tersebut sudah diketahui, maka akan diolah menjadi sebuah strategi marketing yang hebat.
BGP memiliki tugas yang kurang lebih sama dengan divisi marketing dan promosi pada sebuah perusahaan. Tugas utama dari BGP adalah memberikan informasi tentang apa yang dimiliki oleh sebuah organisasi ke dunia di luar. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan pada dunia luar alamat-alamat IP apa saja yang ada dalam jaringan tersebut. Setelah dikenal dari luar, server-server, perangkat jaringan, PC-PC dan perangkat komputer lainnya yang ada dalam jaringan tersebut juga dapat dijangkau dari dunia luar. Selain itu, informasi dari luar juga dikumpulkannya untuk keperluan organisasi tersebut berkomunikasi dengan dunia luar.
Dengan mengenal alamat-alamat IP yang ada di jaringan lain, maka para pengguna dalam jaringan Anda juga dapat menjangkau jaringan mereka. Sehingga terbukalah halaman web Yahoo, search engine Google, toko buku Amazon, dan banyak lagi.
Mengapa Menggunakan BGP?
BGP merupakan satu-satunya routing protocol yang dapat digunakan untuk menghubungkan dua organisasi besar yang berbeda kepentingan. Meskipun routing protocol jenis EGP bukan hanya BGP saja, namun tampaknya BGP sudah menjadi standar internasional untuk keperluan ini. Hal ini dikarenakan BGP memiliki fitur-fitur yang luar biasa banyak dan fleksibel.
Mulai dari pengaturan frekuensi routing update, sistem pembangunan hubungan dengan AS tetangga, sistem hello, policy-policy penyebaran informasi routing, dan banyak lagi fitur lain yang dapat Anda modifikasi dan utak-atik sendiri sesuai dengan selera. Maka dari itu BGP merupakan routing protocol yang dapat dikontrol sebebasbebasnya oleh pengguna. Dengan demikian, banyak sekali kebutuhan yang dapat terpenuhi dengan menggunakan BGP.
BGP juga sangat tepat jika sebuah perusahaan memiliki jalur menuju internet yang berjumlah lebih dari satu. Kondisi jaringan dimana memiliki jalur keluar lebih dari satu buah ini sering disebut dengan istilah multihoming. Jaringan multihoming pada umumnya adalah jaringan berskala sedang sampai besar seperti misalnya ISP, bank, perusahaan minyak multinasional, dan banyak lagi. Biasanya jaringan ini memiliki blok IP dan nomor AS sendiri.
Peranan BGP dalam jaringan multihoming ini sangat besar. Pertama, BGP akan berperan sebagai routing protocol yang melakukan pertukaran routing dengan ISP atau NAP yang berada di atas jaringan ini. Kedua, BGP dengan dipadukan oleh pengaturan policy-policynya yang sangat fleksibel dapat membuat sistem load balancing traffic yang keluar masuk. Bagaimana membuat sistem load balancing dengan menggunakan BGP akan dibahas pada artikel edisi berikutnya.
Selain itu, BGP juga merupakan routing protocol yang sangat reliable kerjanya. Hal ini dikarenakan BGP menggunakan protokol TCP untuk berkomunikasi dengan tetangganya
dalam melakukan pertukaran informasi. TCP merupakan protokol yang menganut sistem reliable service, di mana setiap sesi komunikasi yang dibangun berdasarkan protokol ini harus dipastikan sampai tidaknya.
Pemastian ini dilakukan menggunakan sistem Acknowledge terhadap setiap sesi komunikasi yang terjadi. Dengan demikian, hampir tidak ada informasi routing dari BGP yang tidak sampai ke perangkat tujuannya. Routing protocol BGP yang sekarang banyak
digunakan adalah BGP versi 4 atau lebih sering disingkat sebagai BGP-4.
Bagaimana Karakteristik BGP?
Kecanggihan dan kerumitan BGP sebenarnya dapat diperjelas intinya dengan beberapa karakteristik kunci. Berikut ini adalah karakteristik routing protokol BGP yang
menandakan ciri khasnya:
• BGP adalah Path Vector routing protocol yang dalam proses menentukan rute-rute terbaiknya selalu mengacu kepada path yang terbaik dan terpilih yang didapatnya dari router BGP yang lainnya.
• Routing table akan dikirim secara penuh pada awal dari sesi BGP, update selanjutnya hanya bersifat incremental atau menambahi dan mengurangi routing yang sudah ada saja.
• Router BGP membangun dan menjaga koneksi antar-peer menggunakan port TCP nomor 179.
• Koneksi antar-peer dijaga dengan menggunakan sinyal keepalive secara periodik.
• Kegagalan menemukan sinyal keepalive, routing update, atau sinyal-sinyal notifikasi lainnya pada sebuah router BGP dapat memicu perubahan status BGP peer dengan router lain, sehingga mungkin saja akan memicu update-update baru ke router yang lain.
• Metrik yang digunakan BGP untuk menentukan rute terbaik sangat kompleks dan dapat dimodifikasi dengan sangat fleksibel. Ini merupakan sumber kekuatan BGP yang sebenarnya. Metrik-metrik tersebut sering disebut dengan istilah Attribute.
• Penggunaan sistem pengalamatan hirarki dan kemampuannya untuk melakukan manipulasi aliran traffic membuat routing protokol BGP sangat skalabel untuk perkembangan jaringan dimasa mendatang.
• BGP memiliki routing table sendiri yang biasanya memuat informasi prefix-prefix routing yang diterimanya dari router BGP lain. Prefixprefix ini juga disertai dengan informasi atributnya yang dicantumkan secara spesifik di dalamnya.
• BGP memungkinkan Anda memanipulasi traffic menggunakan attribute-attributenya yang cukup banyak. Attribute ini memiliki tingkat prioritas untuk dijadikan sebagai
acuan.
Kapan Saatnya Tidak Menggunakan BGP?
Seperti dijelaskan di atas, BGP merupakan routing protocol yang kompleks dan sulit untuk di-maintain. Dengan demikian, penggunaannya diperlukan keahlian khusus dan juga perangkat router berkemampuan proses yang tinggi. Untuk itu, perencanaan yang baik sangat diperlukan untuk menggunakan BGP. Ada kalanya Anda tidak perlu menggunakan routing protocol ini dalam berhubungan dengan AS lain. Jangan gunakan BGP untuk jaringan dengan situasi seperti berikut ini:
• Hanya ada satu buah koneksi yang menuju ke Internet atau ke AS lain. Jaringan ini sering disebut dengan istilah singlehoming.
• Policy routing untuk ke Internet dan pemilihan jalur terbaik tidak terlalu diperlukan dalam sebuah AS.
• Perangkat router yang akan digunakan untuk menjalankan BGP tidak memiliki cukup memory dan tenaga processing untuk menangani update informasi dalam jumlah besar dan konstan.
• Keterbatasan pengetahuan dan kemampuan para administrator jaringannya dalam hal policy routing dan karakteristik BGP lainnya.
• Bandwidth yang kecil yang menghubungkan AS yang satu dengan lainnya.
Inti Internet yang Rumit
Terjadinya sebuah dunia bernama Internet memang sangat rumit. Bagaimana tidak pasalnya semua manusia yang ada di dunia ini ingin dapat dilayani permintaan komunikasinya, tentu sangat rumit, bukan? Kerumitannya ini terlihat juga pada routing protocol yang bertugas mengatur dan menciptakan komunikasi tersebut, yaitu BGP.
BGP memang sangat rumit, namun juga sangat bertenaga dalam melayani kebutuhan penduduk dunia akan internet. Karena kerumitan dan keunikannya inilah BGP begitu menarik untuk dipelajari. Namun untuk mempelajari lebih dalam lagi mungkin perlu training khusus dan pengalaman bertahun-tahun. Anda dapat mengetahui bagaimana dunia internet yang sebenarnya dari mempelajari BGP. Pada edisi selanjutnya akan dibahas bagaimana cara kerja BGP, atribut-atribut BGP, dan pernak-pernik lainnya. Selamat belajar!
http://www.pcmedia.co.id

Selasa, 19 Mei 2009

Topologi Jaringan Transport Optik

Abstrak :


Perkembangan dan trend trafik data yang sangat cepat telah mendorong semakin berkembangnya teknologi jaringan transport optic yang mampu mengakomodasi kebutuhan bandwidth yang sangat besar (Next Generation Optical Transport Network).
Aspek
kehandalan dan reliablitas menjadi krusial dalam jaringan optic transport karena melibatkan trafik yang besar dan potensi lost pendapatan yang tidak sedikit. Untuk itu diperlukan topologi jaringan transport yang handal.

Dalam
era perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang demikian cepat, masyarakat modern memerlukan adanya sarana komunikasi yang handal dan canggih.
Sarana komunikasi yang dibutuhkan tersebut harus berorientasi untuk memenuhi kebutuhan layanan yang berlaku tidak hanya saat ini, namun juga diorientasikan untuk memenuhi kebutuhan layanan di masa mendatang. Guna memenuhi kebutuhan itu diperlukan suatu jaringan yang handal, dengan kapasitas menampung bandwidth yang besar dengan kemudahan penambahan kapasitas, performansi yang lebih baik, tingkat ketersediaan yang tinggi, dan fleksibilitas yang baik. Jaringan Fiber Optik adalah jaringan yang dipercaya mampu menangani masalah tersebut.
Perkembangan pada jaringan ini, didahului oleh dua jenis sistem transmisi yang dipakai yaitu Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital Hierarchy (SDH), dan saat ini berkembang teknologi Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM) dan Coarse Wavelength Division Multiplexing (CWDM).

A. Teknologi Jaringan Transport Optik.

Percepatan
kebutuhan bandwidth yang terutama diakibatkan oleh pesatnya pertumbuhan trafik data seperti Internet, Intranet, dan aplikasi multimedia telah mendorong terjadinya evolusi yang sangat cepat di sisi teknologi jaringan transport. Jaringan transport yang sebelumnya hanya mampu mendukung kecepatan pada orde Mbit/s, berkembang dengan cepat memasuki orde Gbit/s bahkan Tbit/s! Inovasi di bidang jaringan transport ini didahului oleh penemuan teknologi SDH yang kemudian diikuti teknologi jaringan optik yang beroperasi dalam domain panjang gelombang, yaitu WDM (Wavelength Division Multiplexing), DWDM (Dense WDM), OADM (Optical Add/Drop Multipexer), dan OXC (Optical Cross Connect). Dengan inovasi tersebut, saat ini, bandwidth bukan lagi sesuatu yang teramat mewah dan sulit untuk diperoleh. Jaringan Transport Optik Masa Depan, terutama untuk area backbone diyakini akan didominasi oleh teknologi berbasis Dense Wavelength Division Multiplexing dengan dukungan teknologi yang menggunakan prinsip optik/optik/optik (bukan optik/elektrik/optik) dan fiber dengan tipe G.655.
Prinsip Kerja Jaringan Transport Optik Masa Depan/DWDM adalah mentransmisikan trafik dengan kecepatan n x 2,5 Gbps atau n x 10 Gbps dalam bentuk sinyal-sinyal dengan panjang gelombang () yang berbeda pada satu fiber.


Gambar 1. Sistem Transmisi Multi Panjang Gelombang (xWDM)

Dalam
penerapan-penerapan teknologi diatas, ada beberapa tipe topologi yang dapat diimplementasikan dengan memenuhi kebutuhan akan proteksi pada level yang diinginkan (mencapai hingga 100%). Dalam jaringan telekomunikasi pada umumnya terdapat dua alternatif utama sebagai topologi jaringan untuk teknologi jaringan transport masa depan. Kedua topologi tersebut adalah topologi ring dan mesh.

B. Topologi Ring.


Topologi ring adalah topologi umum digunakan dalam jaringan SDH yang memiliki tingkat kehandalan yang tinggi dengan sistem proteksi self healing ring, dan tingkat survivabilitas 100%. Komponen perangkat utama dari topologi ini adalah Add Drop Multiplexer (ADM) pada jaringan SDH dan Optical Add Drop Multiplexer pada teknologi Jaringan Transport Optik Masa Depan atau DWDM. Dalam konfigurasi ring, perangkat OADM berfungsi melakukan add/drop sinyal dalam sistem. Konfigurasi ring, seperti juga pada jaringan SDH, dimaksudkan untuk mengimplementasikan sistem proteksi. Prinsip dasar OADM (dengan topologi ring) adalah:
Melakukan multiplexing panjang gelombang.
Memiliki kemampuan menurunkan panjang gelombangdi suatu titik, di mana OADM ditempatkan.
Memiliki kemampuan add/drop panjang gelombangdi titik OADM.
Memiliki sistem cross connect pada satuan .


Gambar 2. Wavelenth/Optical Add Drop Multiplexer (W/OADM)

Bila
DWDM diimplementasikan berdasarkan topologi ring, maka jumlah perangkat dan komponen yang dipergunakan dalam sistem akan menjadi lebih sedikit. Jika sistem yang digunakan adalah n x 2,5 Gbps maka total trafik yang mampu untuk dibawa oleh sistem ring DWDM adalah sama dengan 8 x 2,5 Gbps (n=16). Bila terjadi kerusakan node atau fiber, sistem ring DWDM dapat melakukan proteksi dengan metode pengaturan proteksi sinyal dan sinyal kerja mengacu pada sistem ring.




Gambar 3. Topologi Jaringan WDM Ring

Perangkat
untuk mendukung konsep jaringan optik transparan pada topologi ring adalah add/drop sinyal pada level optik. Proses yang akan didukung oleh perangkat ini dalam hal jaringan optik transparan adalah proses pass through trafik yang mungkin terjadi pada tiap node dalam jaringan. Proses pass through trafik dalam jaringan transparan dilakukan tanpa terlebih dahulu melalui proses konversi sinyal OEO.


C. Topologi Mesh.


Topologi Mesh adalah topologi yang didisain untuk memiliki tingkat restorasi dengan berbagai alternatif rute yang biasanya disiapkan dengan dukungan perangkat lunak. Komponen utama dalam topologi ini adalah Digital Cross Connect (DXC) dengan lebih dari dua sinyal aggregate, dan tingkat cross connect yang beragam pada level sinyal SDH.
Secara umum jaringan mesh dengan DXC Self-Healing dapat ditandai berdasarkan teknik implementasi yang berbeda-beda sebagai berikut:
1. Skema kontrol self-healing (terpusat dan terdistribusi)
2. Perutean kembali (rerouting) perencanaan kanal (preplanned dan dinamik)
3. Tingkat restorasi sinyal (restorasi saluran/line dan restorasi kanal/path)
Jaringan DXC disebut jaringan self-healing jika dapat memulihkan demand terpengaruh secara otomatis saat terjadi kesalahan fasilitas serat optik, perangkat atau office. DXC SDH memberikan kemampuan restorasi jaringan melalui perutean alternatif demand. Restorasi prioritas melalui penyusunan kembali path dapat diimplementasikan hanya jika kapasitas spare tersedia dalam jaringan.
Sedangkan kemampuan DWDM dalam hal restorasi dan proteksi pada topologi mesh adalah sebagai berikut:
a. Sistem DWDM memungkinkan pengimplementasian proteksi elektrik dengan sistem 1:N yang disandingkan dengan proteksi optik 1:1 untuk memberikan sistem proteksi yang lengkap.
b. Sistem restorasi DWDM memiliki kemampuan untuk menyimpan bundle yang lebih banyak dari SDH, kecil kemungkinan terjadinya restorasi dan jika terjadi maka waktu restorasi yang dibutuhkan akan lebih singkat.
Jumlah komponen elektrik yang diproteksi menjadi lebih sedikit.


Gambar 4. Contoh Proses Restorasi


DWDM juga mengakibatkan terjadinya evolusi sistem proteksi, di mana terjadi pergeseran layer yang diproteksi, yang mengakibatkan terjadinya perubahan waktu proteksi. Waktu proteksi yang dibutuhkan akan semakin bertambah sesuai dengan layer yang akan diproteksi (dari layer fisik sampai layanan).



Gambar 5. Waktu Proteksi yang Dibutuhkan pada Tiap Layer


Kedua alternatif topologi ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu perlu dilakukan analisa dan kajian agar pilihan topologi yang akan diterapkan dilapangan tepat dan memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang dengan biaya yang efisien.
Menentukan proteksi yang tepat di antara arsitektur ring dan mesh pada jaringan dengan teknologi DWDM tergantung pada strategi perencanaan. Pada suatu disain atau perencanaan jaringan perlu dianalisa dalam kondisi seperti bagaimana jaringan mesh dengan DXC Self-Healing menjadi lebih menarik dibandigkan sistem ring dengan SHR, atau sebaliknya.
Perbandingan relatif di antara arsitektur SHR dan DXC Self-Healing pada jaringan transport optik masa depan dapat ditunjukkan dalam Tabel 1.


Tabel 1. Perbandingan Arsitektur Ring dan Mesh









Kesimpulan


Kedua alternatif topologi ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu perlu dilakukan analisa dan kajian agar pilihan topologi yang akan diterapkan dilapangan tepat dan memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang dengan biaya yang efisien. Sehingga dalam menentukan proteksi yang tepat di antara arsitektur ring dan mesh pada jaringan jaringan transport optik masa depan sangat tergantung pada strategi perencanaan.

Referensi:
1. Rekomendasi ITU-T Seri G.957
2. Rekomendasi ITU-T Seri G.692
3. Mencapai Reliability Five Nine’s Untuk Softswitch, Akhmad Ludfy, Gematel 2005
4. Sistem Proteksi Transmisi NGN, Akhmad Ludfy, Gematel 2005
5. Perbandingan Teknologi Mesh & Ring, Akhmad Ludfy & Mustapa Wangsaatmadja, 2002
6. Mike Sexton & Andy Reid, Transmission Networking: SONET and The Synchronous Digital Hierarchy, Artech House Boston London, 1992
7. Riset Strategi Evolusi PSTN Ke NGN, 2002, RisTI-ITB

RSVP Traffic Engineering


Based on paper by : P.iovanna, M.Settembre, R.Sabella.
Ericsson Lab Italy - Via Anagnina 203 .00040 Roma (Italy)
Abstraksi
Paper ini mendiskusikan suatu pendekatan baru untuk realisasi traffic engineering pada jaringan multi-layer generasi baru berdasarkan paradikma GMPLS. Secara khusus, Traffic Engineering (TE) System yang diusulkan mampu secara dinamis untuk merespon perubahan trafik, sementara itu, pada saat yang sama mampu memenuhi persyaratan QoS untuk kelas servis yang bebeda-beda. Solusi yang diusulkan terdiri atas pendekatan ruting hybrid, berdasarkan pada metode off-line maupun on-line, dan bandwidth management system yang mampu menangani prioritas, mekanisme pendudukan dan re-routing trafik dengan tujuan agar bersama-sama mampu mengakomodasi jumlah trafik terbesar dan memenuhi persyaratan QoS
1. Pendahuluan
Sudah dikenal secara luas bahwa trafik akan selalu didominasi oleh layanan berbasis internet, dibandingkan dengan trafik suara. Hal ini berkat peningkatan adopsi dari teknologi akses kecepatan tinggi dan migrasi dari servis-servis ke IP. Sebagai hasilnya, ada dua hal utama yang sangat penting dalam perkembangan jaringan generasi baru (NGN ) yaitu : jumlah trafik tumbuh dengan cepat dan juga jenis trafiknya berubah.
Konvergensi dari dunia telecom dan datacom kedalam era infocom pun menjadi suatu kenyataan. Infrastruktur baru harus cocok dengan scenario jaringan infocom. Secara praktis hal ini berarti bahwa infrastruktur jaringan harus multi service , yang berarti mampu mendukung beberapa tipe trafik dengan requirement yang berbeda dalam hal QoS (Quality of Service). Karena trafik IP akan mendominasi, infrastruktur jaringan juga harus mendukung karakteristik tersebut. Dua atribut utama yang merupakan ciri dari trafik internet adalah : i) Sifatnya yang self similar, ii) Asimetrik terhadap data flow. Requirement dasar muncul untuk infrastruktur generasi baru : fleksibilitas dan kemampuan untuk bereaksi terhadap perubahan demand terhadap waktu.
Lebih jauh lagi, migrasi dari semua service over IP , termasuk yang real time , memerlukan jaminan QoS untuk sub-set service dibandingkan dengan yang disediakan oleh jaringan berbasis telecom saat ini.
Sebagai hasilnya, beberapa requirement muncul untuk NGN : menyediakan provisioning dengan cepat, menangani fluktuasi dan pertumbuhan trafik, menangani QoS agar sesuai dengan SLA (Service Level Agreements) untuk berbagai jenis trafik dalam hal bandwidth atau delay atau packet loss atau requirement terkait kualitas lainnya, menawarkan kemampuan multi-service.
MPLS menjawab isu tersebut dengan mekanisme traffic engineering yang memungkinkan untuk menggabungkan keuntungan dari fleksibilitas dan performance sebagaimana pada layer 2 dan layer 3. Tantangan bagi NGN muncul dalam hal memperluas fleksibilitas dan efisiensi ke layer lain pada jaringan, seperti SDH/SONET dan WDM, dengan tujuan untuk mempertimbangkan plane non-packet forwarding.
Tujuan dari paper ini adalah untuk mengajukan solusi innovative, mendeskripsikan building-block dan mode operasi, dan mendiskusikan karakteristiknya.
2. Skenario Jaringan dan Latar Belakang Teknik
Trafik Engineering adalah proses untuk mengatur aliran trafik dalam jaringan untuk mengoptimalkan penggunaan resource dan performansi jaringan. Secara praktis ini berarti memilih rute untuk menangani traffic load, network state, dan user requirement seperti QoS dan bandwidth, dan untuk memindahkan trafik dari path dengan kongesti lebih besar ke path dengan kongesti lebih kecil. Untuk mendapatkan TE dalam kontek Jaringan Internet, IETF (Internet Engineering Task Force ) memperkenalkan MPLS (Multi Protocol Label Switching), constraint based routing dan Enhanced Link State Interior Gateway Protocol (IGP) sebagai sarana kuncinya
2.1 MPLS
Arsitektur MPLS adalah struktur terstandartisasi yang mampu mendukung solusi TE dan fungsionalitas QoS. Ini berdasarkan atas pemisahan antara data plane dan control plane, penggunaan kembali dan perluasan protocol IP yang sudah ada untuk fungsi signaling dan ruting, sementara itu memperkenalkan kembali model connection-oriented dalam kontek protocol IP. Skema MPLS adalah berdasarkan enkapsulasi dari paket IP kedalam paket yang dilabeli yang di forward dalam domain MPLS sepanjang virtual connection yang disebut LSP (Label Switch Path). Ruter MPLS disebut LSR (Label Switch Router) dan LSR pada ingress dan pada engress dari domain MPLS disebut sebagai Edge-LSR (E-LSR). Masing-masing LSP dapat diset pada ingress LSR melalui suatu ordered control, sebelum paket forwarding. LSP tersebut dapat dipaksa untuk mengikuti rute yang dikalkulasi sebelumnya berkat adanya fungsi ruting explicit. Lebih jauh lagi, MPLS memungkinkan untuk memesan resource jaringan pada spesifik path melalui protocol signaling yang sesuai (misal ; RSVP-TE, CR-LDP).