Selasa, 07 April 2009

Softswitch Untuk Efisiensi Jaringan


Wireless Softswitch: Peluang Efisiensi Jaringan Wireless Masa Depan
Saat ini para operator jaringan wireless dihadapkan pada 2 pilihan yang sulit yaitu: meneruskan pembiayaan jaringan eksisting atau mulai mengoptimalkan asset eksisting dan berevolusi pada teknologi baru yang lebih menjanjikan dari sisi layanan dan efisien dari sisi biaya. Disamping itu dukungan teknologi dan perubahan lingkungan bisnis serta pertumbuhan demand telah mendorong adanya kebutuhan evolusi di sisi jaringan core. Dan teknologi softswitch memberikan peluang bagi para operator jaringan wireless untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.
Saat ini teknologi yang berkembang di bidang jaringan wireless sudah sedemikian beragam, dengan supporting layanan pada basis data maupun suara. Setiap teknologi ini memiliki kapabilitas delivery bandwidth yang beragam, dimana setiap perkembangan menuju pada delivery bandwidth yang lebih besar (terutama untuk mendukung layanan data) dan fleksibilitas delivery layanan. Beberapa standar teknologi yang berkembang antara lain adalah GSM, CDMA, 3GPP, GPRS dan Wifi. Perbandingan standar teknologi wireless tersebut adalah seperti diperlihatkan pada tabel 1. dibawah ini.
Tabel 1. Standard dan Kapability Teknologi Wireless
No
Standard
Voice Switching
Data Bandwidth
1.
2G GSM or CDMA
Circuit
9,6 – 14,1 Kbps
2.
GPRS
Packet
128 Kbps
3.
3GPP
Packet
2 Mbps
4.
CDMA2000/1X-RTT/EV
Circuit
144 Kbps
5.
Wifi
Packet
11+ Mbps
Overview
Berdasarkan overview dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa seluruh teknologi yang berkembang tersebut mengarahkan kemampuannya untuk mendelivery layanan berbasis data dengan bandwidth yang memadai. Beberapa indikasinya antara lain adalah:
· Kemampuan Teknologi 3G dikembangkan untuk memberkan layanan high speed data, Internet access dan layanan multimedia, yang dinilai terhambat perkembangannya pada teknologi pendahulunya, 2G dan 2.5G. Bersama dengan CDMA2000, Teknologi 3GPP dalam perkembangannya dikonsentrasikan untuk membangun arsitektur yang mendukung layanan-layanan berbasis data tersebut, karena dinilai akan lebih menjanjikan dari sisi bisnis dan flexible dalam hal variasi layanannya.
· Dan dalam rangka mendukung layanan-layanan berbasis data tersebut pula (terutama high-speed packet data (Internet) services), teknologi CDMA2000 mengintrodusir interface RAN (Radio Access Network) pada Packet Data Service Node (PDSN). Hal ini akan memberikan fleksibilitas dalam hal pengembangan jaringan untuk mendukung high-speed packet data (Internet) services.
· Sedangkan teknologi Wireless Fidelity (IEEE 802.11 wireless networks/WiFi), saat ini sudah mendukung layanan voice, atau dikenal dengan layanan voice over packet (VoP), yang menstranportasikan layanan voice melalui gelombang udara (airwaves).
Perkembangan Konsep dan Isu
Seiring dengan perkembangan teknologi wireless diatas dan juga berkembangnya platform jaringan dan layanan IP, maka konsep dan isu yang berkembang di sekitar jaringan wireless juga bertambah. Konsep dan isu itu beredar disekitar masalah optimalisasi jaringan eksisting dan antisipasi jaringan masa depan. Beberapa konsep dan isu itu antara lain adalah:
· Arsitektur Gateway MSC (G - MSC)
Adanya teknologi G-MSC yang memiliki fungsi dan kapabiliti untuk melakukan query HLR pada incoming calls guna menentukan lokasi mobile subscriber dan serta merta merutekan route call menuju MSC/VLR dimana subscriber itu berada. Perangkat ini menjadi mediasi ke jaringan berbasis IP dan TDM.
· Efisiensi CAPEX untuk Interkoneksi Packet
Arsitektur jaringan berbasis Softswitch adalah satu solusi yang mampu menawarkan reduksi CAPEX dan OPEX untuk biaya interkoneksi, biaya trunking, sekaligus memperpanjang masa operasi perangkat eksisting.
· Long Distance By-pass
Wireless carrier berencana untuk mentransportasikan sebanyak mungkin trafik long distance-nya melalui packet backbone dengan membangun softswitch dan media gateways secara nasional, dimana dengan demikian terjadi long distance by-pass sekaligus efisiensi biaya.
· Sentralisasi akses untuk enhanced services
Dengan dirutekannya mobile originated/terminated calls menuju softswitch, maka softswitch akan mengirimkan query ke SCP dengan basis provisi trigger yang terjadi. Hal ini memberikan jalan bagi sentralisasi provisioning atas trigger layanan pada softswitch dan meminimalkan MSC dalam memproses trigger.
· Melakukan reduksi CAPEX sambil menambah kapasitas MSC. Hal ini dimungkinkan dengan semakin sederhananya kebutuhan infrastruktur (dan pendukung) dalam melakukan proses penambahan MSC.
· Efisiensi routing untuk mengurangi utilisasi port.
Solusi dan Peluang Efisiensi Jaringan
Isu dan konsep yang berkembang diatas dapat diatasi dengan solusi wireless softswitch. Dimana solusi ini akan melibatkan media gateway (wireless) softswitch dan packet network.
Dalam implementasinya teknologi berbasis wireless ini akan berinteraksi dengan jaringan voice (PSTN) eksisting, maupun jaringan data berbasis wireline. Dan untuk keperluan ini dan keperluan perkembangan jaringan, khususnya untuk layanan voice, jaringan wireless membutuhkan kebutuhan interkonektiviti antar MSC (Inter Machine Trunks (IMT)).
Saat ini MSC terhubung satu dengan yang lainnya menggunakan arsitektur mesh dengan menggunakan TDM-based Inter Machine Trunks (IMT). IMT trunk ini memiliki tiga tipe koneksi, yaitu:
· Untuk hubungan inter-MSC hand-off saat subscribers dengan active call bergerak dari satu area pelayanan MSC ke area yang lain
· Untuk calls originating dan terminating antar MSC.
· Untuk calls originated dan terminated antara jaringan mobile dan PSTN.
IMT ini membutuhkan biaya yang besar dan semakin kompleks saat jaringan semakin membesar. Kebutuhan IMT ini akan dapat ditekan jika operator menerapkan jaringan packet network (IP) untuk menghubungkan antar MSC, melalui mediasi perangkat wireless gateway, dan menggunakan softswitch untuk menjalankan fungsi switching (media gateway) yang memungkinkan terjadinya distribusi secara geografis fungsi switching dengan menggunakan satu MSC server yang sama.
Gambaran tentang efisiensi yang diperoleh dengan implementasi jaringan packet network (IP) dan softswitch pada jaringan Cellular adalah seperti diperlihatkan pada gambar berikut dibawah ini.
Gambar 1. Softswitching in Cellular
Dalam gambar tersebut, salah satu pendekatan yang dilakukan adalah dengan membangun jaringan packet tandem dengan sebuah centralized softswitch yang melakukan control terhadap media gateway – media gateway yang terdistribusi di berbagai lokasi. Dalam konfigurasi ini hubungan Inter Machine Trunks (IMT) setiap MSC diterminasi pada media gateways yang colocated dengan setiap MSC. Setiap trunk PSTN juga diterminasi pada media gateway.
Dalam konfigurasi seperti ini media gateway melakukan konversi packet terhadap voice dan merutekann voice call tersebut menuju MSC destination dibawah control softswitch. Keuntungan utama dari pendekatan ini adalah tereduksinya biaya transport long haul dengan mengeleminasi trunk TDM point-to-point antar MSC dan terjadinya simplifikasi arsitektur. Disamping itu ada keuntungan lainnya bagi operator jaringan wireless, terutama jika dilihat dari sisi biaya, yaitu:
· tandem replacement
· long distance bypass
· dan distributed MSC
Jika ditinjau secara hitungan bisnis, dengan menggunakan asumsi 8 MSM Metro Area, maka akan diperoleh perbandingan antara solusi Mesh (TDM) dan G-MSC (NGN) akan diperoleh efisiensi seperti tabel dibawah ini. Efisiensi diatas terutama diperoleh melalui: OSS/back office Integration, Leased facilities, PSTN interconnect dan Switch exhaust deferment.
Tabel 2. Perbandingan Efisiensi 2 Solusi
No
Faktor
TDM
NGN
1.
Local Transport
100%
85%
2.
PSTN Interconnect
100%
85%
3.
Mobile Swicthing
100%
85%
Beberapa highlight keuntungan implementasi softswitch secara menyeluruh yang akan didapat oleh para operator jaringan wireless yang menjawab konsep dan isu yang berkembang di seputar jaringan wireless antara laina adalah:
1. Memfasilitasi pengembangan fitur dan layanan baru yang menambah nilai lebih komptetitif operator wireless yang bersangkutan terhadap kompetitornya,
2. Mendukung proses migrasi yang mulus dari jaringan 2G menuju jaringan 3G,
3. Dengan adanya pemisahan fungsi call control (MSC Server/ Softswitch) dan fungsi switching (media gateway) memungkinkan terjadinya distribusi secara geografis fungsi switching dengan menggunakan satu MSC server yang sama. Dari sisi bisnis hal ini sangat menguntungkan dan mengurangi biaya jika dibandingkan dengan implementasi MSC (call control dan switching) pada tiap lokasi yang membutuhkan,
4. Kemudahan memelihara MSC server yang mengendalikan seluruh media gateway dibandingkan dengan memelihara MSC existing. Hal ini juga berarti mengurangi jumlah kebutuhan interkonektiviti antar MSC (Inter Machine Trunks (IMT),
5. Kemudahan yang akan diperoleh dalam hal pengembangan ke depan, karena system softswitch yang didisain terbuka, scalable dan flexible,
6. Dukungan softswitch terhadap protocol-protokol internetworking dengan system lain.
Disamping itu, lebih jauh lagi, dalam hubungannya dengan konvergensi jaringan wireline dan wireless, solusi ini memungkinkan terjadinya hal tersebut terutama dalam hal call control (dengan softswitch) dan packet network (sebagai transport). Deskripsi solusi tersebut adalah seperti diperlihatkan pada gambar berikut dibawah ini.

Gambar 2. Peluang Konvergensi
Pada gambar diatas softswitch berfungsi sebagai call control bagi layanan yang dilewatkan dari Cellular, WIFI, PSTN dan CDMA. Transport yang digunakan untuk seluruh jaringan tersebut menggunakan Packet Network (IP) yang sama). Beberapa kelebihan yang dapat diperoleh bagi penyelenggara jaringan ini adalah:
  • Satu Call Manager untuk jaringan wireline dan wireless
    • Integrated routing OMAP
    • Integrated NMS
    • Integrated Billing and CDR
    • Menuju flexible billing
  • Universal Feature dan layanan untuk konvergensi jaringan dengan Application center
  • Efisiensi OPEX dan CAPEX
  • Disain dan pengembangan jaringan yang flexible dan kemudahan migrasi pelanggan antar teknologi yang berbeda.
Dengan konvergensi jaringan wireline dan wireless ini bukan hanya operator yang diuntungkan, namun pelanggan juga memperoleh keuntungan dengan berbagi kemudahan yang ditawarkan melalui dukungan teknologi yang flesksibel dan system Customer Care dan Billing system yang handal dan terpadu.
Kesimpulan
Secara bisnis dan cost effective solusi wireless softswitch ini sangat menjanjikan, terutama jika dilihat dari tereduksinya IMT dan pengoptimalan jaringan packet IP untuk pengembangan layanan ke depan. Disamping itu solusi ini juga bisa menjawab konsep dan isu yang berkembang di seputar optimalisasi dan antisipasi jaringan masa depan. Sedangkan masalah maturity standar protocol dan interoperabilitas antar vendor yang masih terus berkembang harus menjadi perhatian, agar tidak menimbulkan masalah dalam implementasinya di lapangan. Dan produk-produk NGN yang dipilih harus mempunyai protokol yang bisa mengintegrasikan jaringan eksisting (wireline dan wireless: CDMA, PSTN dengan SS7 dan IP) dengan OSS yang mendukung untuk pengembangan layanan-layanan baru dan dapat mendukung kegiatan-kegiatan OAM&P
Akhmad Ludfy, Adalah salah seorang engineer lab transport – Divisi RisTI- PT TELKOM yang terlibat dalam kegiatan assessment teknologi jaringan transport, khususnya jaringan optik dan jaringan data. Dilibatkan dalam beberapa proyek antara lain: Implementasi softswitch TELKOM, Rilis Teknologi Softswitch, dan penyusun standard system softswitch
Referensi
1. IPCC Softswitch Project, Yankee Group-2003
2. Wireless softswitchcing, IPCC White Paper.
3. Dokumen Referensi IPCC bidang wireless Network
4. Softswitches:The next keys to the next generation IP network Opportunity, Ovum, 2001
5. Softswitch, Architecture for VoIP, Mc Graw Hill-2002

Tidak ada komentar: