Setiap orang di dunia ini pasti pernah bermimpi. Meskipun umummnya orang mengganggap hal itu sebagai kembang tidur, tapi penyelidikan soal mimpi ini belum juga berakhir. Bahkan ada orang yang mengaitkan mimpi ini dengan pertanda penyakit.
Bangsa Yunani kuno justru menggunakan mimpi untuk memperoleh penjelasan mengenai pengobatan untuk suatu penyakit yang paling tepat. Orang yang sakit diharuskan pergi ke kuil untuk melakukan beberapa hal seperti puasa, memberikan persembahan dsb. Dalam tidurnya nanti ia diharapkan akan memperoleh petunjuk atas penyakitnya.
Artemidorus, juru ramal Yunani abad II yang piawai menganalisis mimimpi dan membagi unsur mimpi ini ke dalam dua kelompok, yaitu mimpi yang merupakan refleksi kehidupan sehari-hari dan pertanda untuk masa depan. Kepiawaian si juru ramal ini juga diakui oleh Sigmund Freud.
Mimpi seringkali disertai dengan rapid eye movement (REM), kondisi dimana biji mata terkatup, kelopaknya bergerak dengan kecepatan tinggi. Dari penelitian diperoleh petunjuk REM bisa terjadi antara 5-7 kali dalam semalam. Pola bolak-balik ini terjadi secara tidak teratur dan belum diketahui apa penyebabnya. Diduga, ini bisa jadi berhubungan erat dengan kesehatan fisik, kondisi mental, masalah yang dihadapi, ataupun minuman keras serta obat-obatan yang dikonsumsi.
Ciri fisik lain yang menyertai seseorang yang sedang bermimpi adalah tarikan napas menjadi pendek, tak teratur, dan cepat. Sementara denyut nadi dan tekanan darah meningkat.
Meskipun sampai saat ini belum jelas benar apakah mimpi itu bisa mendeteksi penyakit. Seseorang yang terlalu sering bermimpi, apalagi mimpi yang menakutkan, itu menunjukkan secara kejiwaan ia mengalami gangguan, yang pada akhirnya akan mengganggu kesehataannya.
Pengobatan dan Penyakit menurut Islam
1. Mereka bertanya, "Ya Rasulullah, apakah kami berobat?" Beliau menjawab, "Ya, wahai hamba-hamba Allah. Sesungguhnya Allah meletakkan penyakit dan diletakkan pula penyembuhannya, kecuali satu penyakit yaitu penyakit ketuaan (pikun)". (HR. Ashabussunnah)
2. Allah menurunkan penyakit dan menurunkan pula obatnya, diketahui oleh yang mengetahui dan tidak akan diketahui oleh orang yang tidak mengerti. (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Barangsiapa mengobati sedang dia tidak dikenal sebagai ahli pengobatan maka dia bertanggung jawab. (HR. Ibnu Majah)
4. Apabila terjadi dalam satu negeri suatu wabah penyakit dan kamu di situ janganlah kamu ke luar meninggalkan negeri itu. Jika terjadi sedang kamu di luar negeri itu janganlah kamu memasukinya. (HR. Bukhari)
5. Wafat karena wabah adalah mati syahid. (HR. Bukhari)
Penjelasan:
Tentu tidak setingkat dengan gugur di jalan Allah.
6. Janganlah orang sakit mengunjungi orang sehat. (HR. Bukhari dan Muslim)
7. Sebaik-baik menjenguk orang sakit adalah berdiri sebentar (tidak berlama-lama) dan ta'ziah (melayat ke rumah duka) cukup sekali saja. (HR. Ad-Dailami)
8. Allah tidak menjadikan penyembuhanmu dengan apa yang diharamkan atas kamu. (HR. Al-Baihaqi)
Penjelasan:
Yang haram tidak dapat dijadikan obat untuk menyembuhkan penyakit.
9. Apabila seorang yang sakit dari kamu menginginkan sesuatu makanan berikanlah. (HR. Ibnu Majah)
10. Mohonlah kepada Allah keselamatan dan afiat (kesehatan). Sesungguhnya tiada sesuatu pemberian Allah sesudah keyakinan (iman) lebih baik daripada kesehatan. (HR. Ibnu Majah)
11. Larilah dari penderita lepra sebagaimana kamu lari dari harimau. (HR. Bukhari)
12. Apabila seorang hamba sakit sedang dia biasa melakukan sesuatu kebaikan maka Allah berfirman kepada malaikat: "Catatlah bagi hambaKu pahala seperti yang biasa ia lakukan ketika sehat." (HR. Abu Hanifah)
13. Rasulullah Saw ditanya tentang azal (mengeluarkan air mani diluar kemaluan istri). Beliau lalu menjawab, "Lakukanlah yang kamu pandang baik dan apa yang telah ditakdirkan Allah pasti akan terjadi, dan bukan kepastian bahwa dari tiap air mani dapat terjadi anak. "(HR. Al Hakim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar